Selasa, 26 Februari 2013

Gus Dur Inspirator Pergerakan

Ketua Umum PBNU 1984-1999 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) adalah inspirator pergerakan. Ia juga milik semua ummat, golongan, tanpa sekat apapun.

Pernyataan tersebut disampaikan Ketua Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PKC PMII) Jawa Barat Edy Rusyandi pada sambutan gelaran Haul Gus Dur ke-3 di Gedung Indonesia Menggugat (GIM) Kota Bandung, pada Ahad, (27/01).

Edy menambhkan, kegiatan ini merupakankerjasama antara PMII Jabar dengan komunitas lintas agama yang terepresentasikan dalam wadah Jakatrub. Tujuannya untuk terus mengaktualkan dan menghidupkan ajaran dan pemikiran Gus Dur di tengah-tengah masayarakat.

“Juga sebagai bagian dari upaya meluruskan opini yang berkembang dari sesat sejarah proses lengsernya Gus Dur dari kursi kepresidenan.”

Haul bertema Belajar Kearifan dari Guru Bangsa dihadiri narasumber, antara lain Alisa Wahid (Putri Gusdur), Acep Zamzam Noor (budayawan), Aat suratin Budayawan/Rumah Nusantara Bandung), Wawan Gunawan (Koordinator Jakatarub),Deddy Jamaludin Malik (Ketua STIKOM Bandung), dan Adhy Massardi (mantan Jubir Presiden Abdurahman Wahid).

Deddy Djamaludin Malik mengatakan bahwa di tengah mewabahnya fenomena kerawanan sosial bangsa kita hari ini akan terus merindukan Gus Dur. “Karena Gusdur merupakan tokoh yang secara konsisten memperjuangkan apa yang menjadi perinsip hidupnya tanpa lelah,” ujarnya.

Sementara itu Allisa Wahid, menyampaikan beberapa hal yang mewarnai karakter utama Gus Dur. Pertama, kesederhanaan. Kedua, ketulusan. Ketiga, bersikap ksatria, dan keempat bertumpu pada kearifan.

Kegiatan tersebut merupakan salah satu mata rantai kegiatan Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspimda) PKC PMII Jabar yang digelar sebelumnya di kawasan pendidikan Jatinangor Sumedang dari mulai tanggal 25-26 Januari 2013.

Sejumlah pencinta Gus Dur yang mencapai lebih dari tigaratusan orang yang terdiri dari kader PMII se-Jabar, komunitas lintas agama, serta Gusdurian dari beberapa daerah di Jabar.

Acara tersebut dibuka dengan melantunkan doa bersama dan Nadzoman Barjanji serta syair Tanpo Waton versi bahasa Sunda dipimpin KH Ma’mur Saadie, Pengasuh Pondok Pesantren Albidayah Kabupaten Bandung Barat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar