Selasa, 26 Februari 2013

NU dari Ulama untuk Ummat dan Negara

Pada bulan Januari 2013 ini usia NahdlatulUlama sudah sekitar 87 Tahun, karena NU lahir pada tanggal 31 Januari 1926/16 Rajab 1344 H. NU lahir dari proses hasil istikharah ulama besar (KH Khalil Bangkalan dan KH Hasyim Asy’ari) dengan isyarah tongkat dan tasbih. KHR As’ad Syamsul Arifin yang saat itu masih remaja dan menjadi santri Kiai Kholil disuruh mengantar tongkat dengan membaca surat Thoha: 17-23, dan tasbih dengan membaca ya jabbar ya qahhar. Dengan isyarah dan istkharah dari para ulama maka NU didirikan.

Dan yang menjadi penggerak utama berdirinya NU adalah munculnya ajaran-ajaran dalam Islam yang menyimpang darifaham ahlussunnah wal jama’ah, kondisi sosial dan politik yang sangat membutuhkan peran para ulama sehingga dalam AD/ART NU dicantumkan bahwa tujuan NU adalah berlakunya ajaran Islam yang menganut faham Ahlussunnah wal-jamaah untuk terwujudnya tatanan masyarakat yang berkeadilan demi kemaslahatan dan kesejahteraan umat dan demi terciptanya rahmat bagi semesta.

Dengan tujuan yang mulia itu Nahdlatul Ulama didirikan dalam bentuk organisasi yang terdiri dari Mustasyar (kiai-kiai sepuhberpengaruh), Syuriyah (kiai atau pakar yang memilki keahlian) dan Tanfidziyah (sebagai pelaksana program).

Alhamdulillah berkat adanya NU para ulama dapat berperan dalam proses kemerdekaan Negara RI, dan ikut serta mengisi, membangun dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sedangkan dari sisi keummatan NU melalui program-program PB, PW, PC, MWC, Ranting dan Kelompok Anak Ranting (KAR) yang berbasis masjid, terus mengembangkan misinya dalam menanamkan ajaran Aswaja di tengah-tengah masyarakat.

Gerakan keummatan ini yang sangat berpengaruh adalah melalui jalur pesantren, guru ngaji, dan pendidikan diniyah yang didirikan oleh warga NU.

Sampai ada jargon bahwa NU itu pesantren besar dan Pesantren adalah NU kecil. Para kiai NU yang membawa missi ajaran dari gurunya terus dikembangkan di tengah-tengah masyarakat. Para kiai NUmembentuk jam’iyyah Yasin dan Tahlil, Manaqib, jama’ah muslimatan, kelompok shalawat dan istighatsah. Bahkan para kiai NU memiliki peran kemasyarakatan; seperti acara Ngupati, Mitoni (bagi Ibu yang hamil), Kelahiran (memberi nama anak, Aqiqah, sunnatan), pernikahan, kematian (dari memandikan, mengkafani, menguburkan, 7 hari, 40 hari, 100 hari, 1000 hari dan Haul) serta acara hari-hari besar Islam, semua acara itu memerlukan peran kiai NU.

Disela-sela acara tersebut para kiai NU membawa misi ajaran Aswaja yang akhirnya berkembang menjadi tradisi masyarakat yang mengakar.

Seiring dengan perkembangan zaman, NU dalam muktamarnya terus membuat keputusan-keputusan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi Bangsa dan Negara Republik Indonesia.

Dibuatlah program-program yang tidak hanya menitikberatkan pada sisi ritualitas keagamaan tapi ke arah pendidikan dan sosial.
Lalu Nahdlatul Ulama, baik melalui Lembaga, dan perangkat badan otonomnya (Muslimat, Fatayat, GP. Ansor, IPNU-IPPNU, dll) mendirikan lembaga pendidikan dari tingkat TPQ, PAUD sampai pada perguruan tinggi, membangun rumah sakit, koperasi, membuat media cetak maupun elektonik (ada koran Duta masyarakat, Harian Bangsa, Majalah, Buletin, TV 9 dan NU Online ), membentuk Aswaja centre, membentuk Himpunan pengusaha NU (HPN) untuk menggerakkan dan memajukan ekonomi ummat serta aksi-aksi sosial dalam memberi pelayanan pada ummat.

Dalam gerakan aksi sosial, NU memiliki lembaga GNKL yang bergerak dalam penyelamatan hutan dan CBDRM yang bergerak untuk penanggulangan bencana.

Pada tahun 2012-2013 NU menyelenggarakan pasar rakyat dan pelatihan kewirausahaan di berbagai kotakabupaten dengan tujuan memberi bantuan berupa pasar murah dan menumbuhkan gairah usaha bagi warga NU. Dengan program-program tersebut NU sangat dekat pada ummat.

Disisi lain, NU mengembangkan sayapnya tidak hanya di wilayah Indonesia. PBNU membentuk PCI (Pengurus Cabang istimewa) di luar negeri. Bahkan PBNU diberi tempat untuk menyampaikan pidato di forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pada saat dunia ditimpa oleh gerakan terorisme dengan istilah “jihad” yang secara tekstual mengambil dari referensi Islam maka NU diminta oleh dunia internasional untuk menjelaskan ajaran Islam Rahmatan lil’alamin melalui forum-forum dialog di berbagai negara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar